Kelinci yang hidup di alam bebas tidak terlalu sulit untuk mengurusi
makannya. Selama di tanah masih ada hijauan dan bisa ditumbuhi rumput,
biji-bijian dan umbi-umbian, kelinci masih dapat hidup. Sedangkan
kelinci yang diternakkan hidupnya terbatas di sekeliling kandang saja.
Kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh perhatian dan perawatan
peternaknya. Jenis, jumlah dan mutu makanan yang diberikan sangat
menentukan pertumbuhan, kesehatan dan perkembangbiakannya.
Makanan kelinci yang baik adalah yang terdiri dari sayuran hijau,
jerami, biji-bijian, umbi dan konsentrat. Makanan hijau yang diberikan
antara lain semacam rumput lapangan, limbah sayuran seperti kangkung dan
wortel, daun pepaya, daun talas dan lain-lain. Sayuran hijau yang akan
diberikan pada kelinci ini kalau bisa telah dilayukan dan jangan dalam
keadaan segar. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat
kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan
kejang-kejang atau mencret.
Bentuk makanan lain bisa juga berupa jerami atau rumput awetan yang
dipotong menjelang berbunga. Rumput ini dikeringkan secara bertahap
sehingga kandungan gizinya tak rusak. Bisa juga berbentuk biji-bijian
yang berfungsi sebagai makanan penguat. Sedangkan untuk makanan jenis
umbi-umbian seperti ubi jalar, singkong dan lainnya dapat diberikan
kepada kelinci sebagai makanan.
Konsentrat juga diperlukan dalam tambahan makanan kelinci. Berfungsi
untuk meningkatkan nilai gizi yang diberikan dan mempermudah penyediaan
makanan. Konsentrat sebagai ransum diberikan sebagai makanan tambahan
penguat, kalau makanan pokoknya sayuran hijau. Konsentrat untuk makanan
kelinci dapat berupa pellet (makanan buatan dari pabrik), bekatul,
bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu atau gaplek.