Untuk mengurangi
pengeluaran untuk pembelian DOD atu bibit itik yang terbilang tidak sedikit
dalam budidaya itik,
maka tak salah jika kita mencoba untuk menetaskannya sendiri.
Usaha pembibitan bebek
bertujuan untuk menyediakan bibit bebek sendiri. metode pembibitan atau
penetasan telur itik akan dilakukan secara alami dengan memanfaatkan induk ayam
ataupun induk entok serta penetasan dengan menggunakan mesin tetas.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam penetasan
1. Sumber
Telur Tetas
Untuk
mendapatkan telur tetas yang memiliki daya tetas tinggi, pastikan bahwa
perbandingan jumlah itik jantan dan itik betina memenuhi syarat. Adapun
perbandingan itik jantan dan betina minimal 1 : 8.
2.
Kebersihan Kerabang
Kebersihan
kerabang sangat berpengaruh dalam proses penetasan di mana kerabang telur yang
mengandung kotoran terutama fases itik merupakan sumber bakteri dan jamur yang
dapat masuk ke dalam telur yang akan menyerang embrio yang sedang berkembang
atau membuat telur menjadi busuk. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka sarang
atau tempat itik betelur harus dijaga kebersihannya terutama litter kandang.
Telur yang banyak kotorannya sebaiknya tidak ditetaskan tapi bila terpaksa
lakukan pembersihan menggunakan kain yang dibasahi air hangat dan dicampur
dengan deterjen telur atau pemutih pakaian cuci dengan dosis satu sendok makan
untuk satu liter air.
3. Bobot
dan Bentuk Telur
Kerabang
telur harus dalam keadaan utuh, licin dan
Setelah
selesai melakukan seleksi, telur tetas siap untuk ditetaskan. Untuk telur tetas
yang memerlukan penyimpanan beberapa hari, ruang pendingin/tempat penyimpanan
harus bersuhu tidak lebih dari 18°C. Hal dimaksudkan agar embrio di dalam telur
tidak berkembang. Telur tetas sebaiknya tidak disimpan lebih dari 7 hari
(dihitung dari mulai ditelurkan) sebab penyimpanan yang terlalu lama akan
menyebabkan bertambahnya waktu menetas.
4. Proses
Penetasan dalam mesin tetas
Sebelum
telur tetas di masukan ke dalam mesin tetas, pastikan bahwa keadaan mesin
tetas, peralatan penetasan dan kelengkapan mesin tetas sudah tersedia. Untuk
memperoleh hasil yang lebih baik, lakukan fumigasi/pengasapan baik untuk mesin
tetas maupun untuk telur yang akan ditetaskan.
Hal-hal
penting yang harus diperhatikan dalam proses penetasan antara lain suhu,
kelembapan, serta waktu penetasan. Suhu yang ideal untuk penetasan telur itik
adalah 38°C dengan kelembapan 65% – 70%. Adapun lamanya proses penetasan yang
normal adalah 28 hari.
Selain
hal-hal tersebut di atas, tehnik atau cara menempatkan telur di rak mesin
tetas, peneropongan telur serta pemutaran/pembalikan telur juga merupakan
bagian dari keberhasilan penetasan.
a.
Penempatan Telur
Penempatan
telur pada rak mesin tetas tergantung dari jenis mesin tetas, posisi telur yang
ideal adalah meletakan telur dengan kemiringan 40°. Hal ini akan
memudahkan dalam pemutaran telur. Bagian telur yang tumpul harus terletak di
atas, karena dalam perkembangannya kepala embrio akan mengarah ke atas di mana
terletak kantung udara.
b.
Peneropongan
Peneropongan
dilakukan dengan tujuan untuk membedakan mana telur yang fertil dan steril
(infertil). Telur yang fertil hidup akan terlihat seperti pembuluh darah yang
menyebar seperti jala sedangkan telur yang steril akan terlihat kosong atau
tampa pembuluh dara seperti jala. Peneropongan dapat dilakukan pada hari ke-7,
hari ke-15 dan pada hari ke-27. Telur yang steril langsung dikeluarkan dari
mesin penetasan.
c.
Pemutaran Telur
Pemeturan
telur dilakukan agar embrio tidak menempel ke salah satu sisi kerabang telur
serta telur tetas dapat memperoleh panas yang seimbang. Pemutaran telur di
mulai pada hari ke-3 sampai hari ke-25. Pemutaran telur sebaiknya dilakukan 3
kali dalam sehari.
d.
Ventilasi
Dalam
proses penetasan embrio membutuhkan oksigen yang cukup untuk itu ventilasi
berfungsi sebagai pertukaran antara CO2 dan O2.