Jerami padi
Jerami
padi adalah bagian batang tanaman setelah dipanen butir-butirr buah
bersama/tidak dengan tangkainya dikurangi akar dan bagian batang yang
tertinggal setelah disabit batanganya.
Jerami
padi sebagai limbah pertanian mengandung nutrient yang sangat rendah
yaitu protein kasra 4,1% dan dinding sel 86%, sehoinngga apabila
diberikan pakan tunggal bagi ternak sulit untuk memenuhi kebutuhan
ternak akan nutrient, walaupun pemeberiannya secara ad libitum .
Dosis pemberian urea
Dosis
urea yang ditaburkan ke dalam jerami jumlahnya sekira 4%-6% dari berat
jerami. Dengan kata lain, setiap 100 kg jerami padi yang akan diamoniasi
membutuhkan urea sebanyak 4-6 kg. Jika dosis urea yang ditaburkan ke
dalam jerami terlalu banyak, maka urea tersebut tidak akan memberikan
pengaruh signifikan terhadap nilai nutrisi pada jerami.
Jerami
yang telah ditaburi urea harus segera dibungkus dengan rapat. Bahan
pembungkus yang digunakan biasanya berupa lembaran plastik dengan
ketebalan yang cukup memadai. Pembungkusan ini sangat penting dilakukan
agar tercipta kondisi hampa udara (an-aerob). Proses amoniasi
harus berlangsung tanpa kehadiran udara, sehingga pembungkusan harus
dilakukan secara hati-hati. Untuk mencegah kebocoran, jerami yang telah
ditaburi urea dapat dibungkus dengan lembaran plastik sebanyak dua lapis
atau lebih.
Proses amoniasi
Teknik
amoniasi dapat mengubah jerami menjadi makanan ternak yang potensial
dan berkualitas karena dapat meningkatkan daya cerna dan kandungan
proteinnya. Sejumlah negara di dunia seperti, Tunisia, Mesir, dan
Algeria telah melakukan teknik amoniasi jerami padi ini sejak lebih dari
15 tahun yang lalu . Prinsip dalam
teknik amoniasi ini adalah penggunaan urea sebagai sumber amoniak yang
dicampurkan ke dalam jerami. Urea yang akan dicampurkan tersebut dapat
dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu (cara basah) atau langsung
ditaburkan pada setiap lapisan jerami yang akan diamoniasi (cara
kering). Pencampuran urea dengan jerami harus dilakukan dalam kondisi
hampa udara (an-aerob) dan proses amoniasi jerami ini memerlukan penyimpanan selama satu bulan.
Teknik
amoniasi dapat meningkatkan daya cerna jerami. Ternak akan lebih mudah
mengonsumsi jerami hasil amoniasi dibandingkan dengan jerami yang tidak
diolah. Urea dalam proses amoniasi berfungsi untuk menghancurkan
ikatan-ikatan lignin, selulosa, dan silika yang
merupakan faktor penyebab rendahnya daya cerna jerami bagi ternak.
Lignin merupakan zat kompleks yang tidak dapat dicerna oleh ternak.
Lignin ini terkandung dalam bagian fibrosa dari akar, batang, dan
daun pada tumbuhan. Jerami dan rumput-rumput kering mengandung lignin
yang sangat banyak .
Selulosa
adalah suatu polisakarida yang mempunyai formula umum seperti pati.
Terdapat sebagian besar dalam dinding sel dan bagian-bagian berkayu dari
tumbuh-tumbuhan. Kapas hampir merupakan selulosa murni. Selulosa tidak
dapat dicerna dan tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan kecuali
pada hewan ruminansia (sapi, domba, dan kambing) yang mempunyai
mikroorganisme selulotik dalam rumennya. Mikroba tersebut dapat mencerna
selulosa dan memungkinkan hasil akhir dari pencernaan bermanfaat bagi
si hewan .
Faktor-faktor yang mempengaruhi amoniasi
Untuk
menghasilkan jerami amoniasi yang berkualitas, maka dibutuhkan bahan
yang berkualitas pula. Bahan dasar dari pembuatan jerami amoniasi ini
adalah jerami padi yang tersisa setelah pemanenan. Jerami padi yang akan
diamoniasi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu, jerami harus dalam
kondisi kering, tidak boleh terendam air sawah atau pun air hujan, dan
harus dalam keadaan baik (tidak busuk atau rusak) .
Jika telah diperoleh bahan jerami yang berkualitas, maka langkah
selanjutnya adalah penimbangan dan pengikatan. Penimbangan dilakukan
agar diperoleh jerami amoniasi yang sesuai dengan kebutuhan peternak.
Sebelum diikat, jerami harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kotak
kayu berbentuk balok dengan tinggi sekira 50 cm. Kotak kayu tersebut
berfungsi untuk mengemas jerami menjadi padat dan berbentuk balok
sehingga akan memudahkan penanganan. Setelah diikat, jerami tersebut
dapat dikeluarkan kembali dari kotak kayu .
Manfaat amoniasi
Manfaat
dari pengolahan amoniasi adalah memotong ikatan rantai tadi dan
membebaskan sellulosa dan hemisellulosa agar dapat dimanfaatkan oleh
tubuh ternak. Amoniak (NH3) yang berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami padi. Dalam hal ini ikatan tadi lepas diganti mengikat NH3
, dan sellulosa serta hemisellulosa lepas . Ini semua
berakibat pada kecernaan meningkat, juga kadar protein jerami padi
meningkat; NH3 yang terikat berubah menjadi senyawa sumber
protein. Dengan demikian keuntungan amoniasi adalah kecernaan meningkat,
protein jerami meningkat, menghambat pertumbuhan jamur dan memusnahkan
telur cacing yang terdapat dalam jeramiTeknik
amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi jerami padi agar dapat
bermanfaat bagi ternak. Teknik amoniasi ini dapat menambah kadar protein
kasar (crude protein) dalam jerami. Kadar protein kasar tersebut
diperoleh dari amoniak di dalam urea yang berperan dalam memuaikan
serat selulosa. Pemuaian ini memudahkan penetrasi enzim selulosa dan
meningkatkan kandungan protein kasar melalui peresapan nitrogen dalam
urea. Jerami padi yang telah diamoniasi memiliki nilai energi yang lebih
besar dibandingkan jerami yang tidak diolah. Proses amoniasi sangat
efektif dalam menghilangkan alfatoksin dalam jerami. Jerami yang
telah diamoniasi akan terbebas dari kontaminasi mikroorganisme jika
jerami tersebut telah diolah dengan mengikuti prosedur yang benar secara
hati-hati.