Kemajuan peternakan perunggasan Indonesia khususnya peternakan ayam ras petelur akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Produksi ayam ras petelur dalam penyediaan telur sebagai protein hewani setiap tahun selalu meningkat. Pada beberapa tahun terakhir produksi telurnya dapat mencapai hingga 2.400 ton sehari. Dari angka tersebut kurang lebih 900 ton terserap untuk pasar DKI Jakarta dan sekitarnya (37,5%) dan dari 900 ton itu sekitar 400 ton dipasok dari luar Jawa Barat dan Banten.
Bahkan keberhasilan ini dapat ditunjukkan pada keberhasilan pengendalian penyakit Flu burung (Avian Influenza) pada unggas yang sempat mewabah pada tahun 2003 hingga beberapa bulan terakhir.
Namun demikian, upaya-upaya pengendalian penyakit pada ayam ras petelur mutlak tetap dilaksanakan. Karena tindakan pencegahan merupakan tindakan peningkatan kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap penyakit yang siap mengancam sewaktu-waktu. Pada dasarnya tindakan pencegahan berjangkitnya wabah penyakit pada ayam ras petelur terdiri dari tiga langkah :
1. Mengurangi Populasi Bibit Penyakit Dengan Tata Laksana Harian (Biosecurity).
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan tata laksana harian atau lebih dikenal dengan Biosecurity , diantaranya:
a. Menciptakan suasana bersih didalam maupun disekitar kandang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya menjaga kebersihan dalam kaitannya dengan langkah mengurangi populasi bibit penyakit sebagai berikut :
- Kadar Amonia didalam kandang
Amonia merupakan zat hasil metabolisme tubuh ayam yang terakumulasi dalam bentuk urine dan kotoran (feses). Pada penggunaan pemanas buatan yang kurang baik dan pengadaan ventilasi yang kurang sirkulasi udaranya, bisa menyebabkan amonia terakumulasi dengan konsentrasi tinggi dalam bentuk gas. Amonia dalam konsentrasi tersebut dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan (respiratory system) ayam.
- Pertumbuhan Cendawan
Jika didalam maupun disekitar kandang tidak bersih, hal ini dapat memicu pertumbuhan cendawan yang patogen. Bahkan dalam kondisi tidak terlalu parah, cendawan (jamur) yang tumbuh dan tercampur dalam bahan pakan akan menyebabkan keracunan dan penurunan laju pertambahan berat badan ayam.
b. Mencegah kontak antara sumber atau pembawa bibit penyakit dengan ayam
Cara ini dilakukan dengan cara membatasi kontak orang (dunia luar) dengan ayam ras petelur. misalnya dengan cara mengatur lalu lintas keluar masuk karyawan, melarang masuk orang yang tidak berkepentingan kedalam kandang. Bila ada tamu yang hendak berkunjung, maka harus berganti pakaian dengan pakaian kandang. Alas kaki disucihamakan terlebih dahulu.
c. Tempat pakan dan tempat minum dibiasakan dicuci bersih dan disucihamakan dengan obat pembunuh kuman (Desinfektan). Pembersihan tempat pakan penting untuk menghilangkan sisa-sisa makanan atau tumbuhan lumut. Sisa-sisa makanan dapat berpotensi menjadi racun.
d. Hindari perlakuan kasar dan berbuat sesuatu yang tidak biasa. Misalnya membuat gaduh didalam kandang, bernyanyi, teriak dll. Sebelum masuk kandang sebaiknya berputar mengelilingi kandang terlebih dahulu, terutama untuk pegawai baru.
e. Pinjam-meminjam peralatan kandang sebaiknya dihindari. Bila terpakasa harus meminjam, peralatan tersebut harus disucihamakan terlebih dahulu.
f. Genangan air disekitar kandang sebaiknya dihindari. Karena selain dapat menimbulkan bau, genangan air dapat memicu berkembangnya nyamuk yang bertindak sebagai vektor penyakit tertentu pada ayam.
g. Jika memungkinkan sediakan pekerja yang berbeda pada setiap umur anak. Misalnya untuk anak ayam, ayam dara dan ayam dewasa disediakan pekerja tersendiri.

2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Ayam Terhadap Penyakit
a. Program vaksinasi
Ayam ras petelur mudah terserang berbagai macam penyakit ayam. Maka tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan vaksinasi atau pemberian kekebalan(Imunitas) tubuh sehingga bila suatu waktu terserang oleh penyakit tubuh ayam menjadi relative kebal. Untuk vaksinasi digunakan cairan yang mengandung virus yang lemah yang disebut vaksin. Namun kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin itu waktunya terbatas. Itulah sebabnya perlu adanya vaksinasi berulang dengan melaksanakan program vaksinasi.
Untuk menghindari kejadian stress pada ayam, sebaiknya sehari sebelum vaksin, saat vaksin dan sehari setelah vaksin dapat diberikan vitamin atau antibiotika. Terutama antibiotika yang berfungsi untuk mencegah penyakit pada pernafasan.
Selain itu, Pelaksanaan vaksinasi yang telah dilaksanakan akan mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi jika memenuhi beberapa kriteria dan persyaratan sebagai berikut
- Ayam yang divaksin tidak sakit (dalam keadaan sehat)
- Vaksin yang digunakan berkualitas dan tidak kadaluarsa
- Pemberian vaksin sesuai dengan dosis yang dianjurkan
- Pada proses vaksinasi tidak terkena sinar matahari langsung
- Bahan pengencer vaksin adalah air bersih (Aquadest)
- Kondisi ayam tidak sedang stress (perilaku normal)
- Penyuntikan (vaksin suntik) harus tepat dan benar
b. Pemberian Preparat Antibiotika dan Sulfonamida
a. Antibiotika
Untuk beberapa penyakit yang belum tersedia vaksinnya, dalam dosis tertentu diberikan antibiotik tertentu. Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik ini selain berguna untuk meningkatkan kekebalan, juga berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan, diantaranya Oleandomicyn, Spiramicyn, Flavomicyn, Bacitracin Zinc dan Kitamycin. Penggunaan antibiotik tersebut biasanya dicampurkan dalam pakan.
b. Sulfonamida
Sulfonamida adalah kelompok obat yang mengandung inti para amino benzene sulfonamidae yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme. Pemberian obat ini harus hati-hati, sebab dapat menyebabkan keracunan pada ayam. Contoh golongan obat ini adalah Fowl cholera, Coryza yang berguna untuk mengobati penyakit berak darah pada ayam.
3. Mengenal dan Mencegah Berbagai Jenis Penyakit pada Ayam
Penyakit pada ayam ras petelur sangat banyak jumlahnya, setiap jenis memiliki sifat dan keganasan masing-masing. Pada prinsipnya penyakit pada ayam tersebut disebabkan oleh tiga hal:
1. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan (Defisiensi) zat-zat makanan tertentu. Penyebab utamanya adalah sistem pemeliharaan ayam yang intensif (dikandangkan), sehingga jika kualitas pakan yang diberikan tidak baik atau kekurangan unsur makanan, maka ayam tidak dapat mencari sendiri dari alam.
2. Penyakit infeksius, yang disebabkan oleh Virus, Bakteri, Cendawan,Parasit atau mikroorganisme lain yang patogen. Penyakit-penyakit tersebut biasanya menular.
3. Penyakit yang disebabkan oleh hal lain.
Sehingga usaha yang dapat dilakukan ketika ayam telah terpapar penyakit (akibat penyakit infeksius) adalah segera untuk mengobatinya dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter hewan dan berikan terapi suportif untuk memulihkan kondisi ayam seperti sedia kala. Sedangkan jika ayam terpapar oleh penyakit non infeksius, tindakan yang dapat dilakukan adalah mencari sumber utama penyebab penyakit. Namun, hal yang paling penting adalah seperti apa kata pepatah “mencegah lebih baik dari pada mengobati”, dan alangkah bijaknya jika tindakan pencegahan kita lakukan sedini mungkin tanpa harus menunggu marak dan mewabahnya berbagai penyakit.

date Sabtu, 12 Mei 2012

0 komentar to “Tips Mencegahan Penyakit pada Ayam Ras Petelur”

Leave a Reply:

Popular Posts